PENDAHULUAN
Reproduksi merupakan suatu masalah yang dibahas oleh manusia. Untuk memahami
mekanisme reproduksi yang kompleks, orang harus tau anatomi, dan harus sudah
ada ilmu-ilmu fendomental yang menjadi sumber fisiologi, embriologi, dan
lain-lain.
Al-Quran berlainan dengan itu semua. Ia menyebutkan tempat-tempat mekanisme
yang tepat dan menyebutkan tahap-tahap yang pasti dalam reproduksi, tanpa
memberi bahan yang keliru sedikitpun. Semuanya diterangkan secara sederhana dan
mudah difahami oleh semua orang. Reproduksi disebutkan dalam beberapa ayat,
walau urut-urutan ayatnya tidak jelas. Tetapi dalam penjelasan mengenai
soal-soal khusus.
PEMBAHASAN AL-QUR’AN DAN REPRODUKSI
A. Reproduksi Manusia
Reproduksi manusia terjadi melalui proses-proses yang umum bagi
binatang yang menyusui. Pada permulaanya terjadi pembuahan (fecondation) dalam
saluran telur (tuba fallopii). Ada suatu telur (ovum) yang memisahkan diri dari
ovarium di tengah-tengah siklus menstruasi.Yang menyebabkan pembuahan adalah sperma lelaki, atau lebih tepat lagispermatozoa,
karena satu sel benih sudah cukup. Satu kadar yang sangat sedikit dari sperma
(air mani) mengandung spermatozoa sejumlah puluhan juta.
Cairan itu dihasilkan oleh kelenjar lelaki dan disimpan untuk
sementara dalam ruangan dan saluran yang bermuara ke jalan air kencing. Ada
kelenjar tambahan yang bertebaran sepanjang saluran sperma, dan menambah zat
pelumas kepada sperma, tetapi zat itu tidak mengandung unsur pembuahan.
Telur yang telah dibuahi kemudian menetap di dalam rahim wanita.
Jika embriyo sudah dapat dilihat oleh mata biasa, embriyo tersebut terlihat
sebagai sepotong daging yang didalamnya bentuk manusia belum nampak. Bentuk
manusia terjadi secara bertahap dan menimbulkan tulang-tulang serta
perlengkapan lainya seperti otot, sistem syaraf dan lain sebagainya.
B. Reproduksi Manusia Dalam Al-Qur’an
Pada waku sekarang terdapat terjemahan-terjemahan dan tafsiran
tentang beberapa ayat yang memberi gambaran salah tentang wahyu Al-quran
mengenai hal-hal ilmiah. Kebanyakan terjemah Al-quran menyebutkan pembentukan
manusia mulai dengan “ segumpal darah ” dan adberence (rangkaian).
Penjelasan semacam itu sangat tidak dapat diterima oleh seseorang spesialis.
Manusia bukan begitu asal mulanya. Dalam ayat-ayat yang membicarakan menetapnya
telur dalam uterus (rahim) wanita kita akan melihat kesalahan
ahi-ahli keislaman yang tidak mengetahui soal-soal ilmiah keadaan tersebut
meyakinkan kita akan pentingnya perpaduan antara pengetahuan bahasa dan
pengetahuan ilmiah, agar dapat mengerti makna ayat Al-quran yang membicarakan
reproduksi.
Pertama Al-quran menandaskan transformasi terus-menerus yang
dialami oleh embriyo dalam uterus (rahim) si ibu.
$pkr'¯»t ß`»|¡RM}$# $tB x8¡xî y7În/tÎ/ ÉOÌx6ø9$# ÇÏÈ Ï%©!$# y7s)n=yz y71§q|¡sù y7s9yyèsù ÇÐÈ þÎû Ädr& ;ouqß¹ $¨B uä!$x© t7©.u ÇÑÈ
“Hai manusia, apakah yang telah memperdayakanmu (berbuat durhaka)
terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah, yang telah menciptakan kamu lalu
menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh) mu seimbang.” (QS.
Al-Infithor 6-8)
$¨B ö/ä3s9 w tbqã_ös? ¬! #Y$s%ur ÇÊÌÈ ôs%ur ö/ä3s)n=s{ #·#uqôÛr& ÇÊÍÈ
“Mengapa kamu tidak mempercayai kebesaran Allah? Padahal Dia
sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian”.(QS. Nuh
13-14).
Disamping pernyataan yang sangat umum, teks Al-quran menarik
perhatian kita mengenai soal-soal teks reproduksi yang dapat kita kelompokan
sebagai berikut :
1) Setetes cairan yang dapat menyebabkan pembuahan (fecodation).
2) Watak zat cair yang membuahi.
3) Menetapnya telur yang sudah dibuahi.
4) Perkembangan embriyo.
1. Setetes Cairan Yang Menyebabkan Terjadinya Pembuahan (fecodation).
Yn=y{ z`»|¡SM}$# `ÏB 7pxÿõÜR #sÎ*sù uqèd ÒOÅÁyz ×ûüÎ7B ÇÍÈ
“Dia
telah menciptakan manusia dari mani tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.”
(QS. An-Nahl : 4).
Kita harus menterjemahkan kata bahasa Arab : Nuthfah dengan
kata “setetes sperma”, perlu diterangkan bahwa “Nuthfah” berasal dari asal kata
yang berarti mengalir,kata tersebut dipakai untuk menunjukan air
yang tetap ingin berada daam wadah, sesudah wadah itu dikosongkan. Jadi kata
itu menunjukan setetes kecil, dan di sini berarti setetes sperma, karena dalam
ayat lain diterangkan bahwa setetes itu adalah setetes sperma.
óOs9r& à7t ZpxÿôÜçR `ÏiB %cÓÍ_¨B 4Óo_ôJã ÇÌÐÈ
“Bukankah
ia dahulu setetes mani yang ditumpahkan? ”(QS Al-qiyamah : 37)
Kata bahsa Arab Maniy berarti Sperma.
Suatu ayat lain menunjukan bahwa setetes air itu ditaruh ditempat
yang tetap (qarar) yang berarti alat kelamin.
“kemudian
kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim)” (QS Al-mu’minun : 13)
2. Watak Zat Cair yang Membuahi
Adapun cairan yang memungkinkan pembuahan dengan sifat-sifat
tertentu yang disebutkan dalam Al-qur’an, antara lain:
a. Sperma, seperti yang baru saja diterangkan (surat Al-qiyamah ayat
37).
b. Cairan terpancar.
t,Î=äz `ÏB &ä!$¨B 9,Ïù#y ÇÏÈ
“Ia
diciptakan dari air yang terpancar.”(Q.S. Ath thariq:6)
c. Cairan yang hina
óOs9r& /3)è=øwU `ÏiB &ä!$¨B &ûüÎg¨B ÇËÉÈ
“bukankah
kami menciptakan kamu dari air yang hina.”(Q.S. Al mursalat:20)
Sifat
hina (mahin) dapat diartikan, bukannya sifat cairan itu sendiri, akan tetapi
karena hubungannya dengan fakta bahwa Cairan itu dikeluarkan dari tempat
keluarnya air kencing dan memakai saluran yang dilewati air kencing.
d. Campuran atau dicampur.
Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur . . . . .(QS
Ad-Dabr :2)
Banyak
ahli tafsir seperti Hamidullah, mengira bahwa campuran itu adalah campuran
unsur lelaki. Begitu juga alhi-ahli tafsir kuno yang tidak memiliki ide
sedikitpun tentang fisiologi pembuahan, khususnya kondisi-kondisi biologi
wanita-wanita. Mereka itu mengira bahwa kata “campuran” hanya menunjukan
bertemunya unsur lelaki dan wanita.
Apakah
unsur-unsur sperma yang bermacam-macam itu ?
Cairan
sperma dibikin oleh pengeluaran-pengeluaran bermacam-macam yang berasal dari
kelenjar seperti berikut :
a. Testis : pengeluaran kelenjar kelamin lelaki yang mengandung
spermatozoa yakni sel panjang yang berekor dan berenang dalam cairan seolite.
b. Kantong-kantong benih (besicules seminates) : organ ini merupakan
tempat menyimpan spematozoa, tempatnya dekat protrat, organ ini juga
mengeluarkan cairan tetapi cairan itu tidak membuahi.
c. Prostrat : mengeluarkan cairan yang memberi sifat krem serta bau
khusus kepada sperma.
d. Kelenjar yang tertempel pada jalan air kencing. Kelenjar
Cooper/Mery mengeluakan cairan yang melekat, kelenjar Lettre mengeluarkan
semacam lendir.
Jika
Al-quran berbicara tentang cairan yang membuahi dan terdiri dari beberapa unsur,
yang ia memberitahu kepada kita bahwa terjadinya manusia adalah karena sesuatu
yang dapat dikeluarkan dari cairan tersebut. Seperti disebutkan dalam
surat As-sajadah ayat 8 :
“kemudian
Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani)” (QS
As-sajadah : 8)
Kata
bahasa Arab yang diterjemahkan di sini sebagai sari (quintessence) berarti
suatu bahan yang di keluarkan atau keluar dari bahan lain dan merupakan bagian
yang terbaik daripada bahan itu. Maksudnya adalah satu bahan daripada suatu
keseluruhan.
Yang
menyebabkan pembuahan telur atau memungkinkan reproduksi adalah sebuah
sel panjang yang besarnya 1/10.000 (sepersepuluh ribu) milimeter. Satu daripada
beberapa juta sel yang dikeluarkan oleh manusia dalam keadaan normal dapat
masuk kedalam telur wanita (ovule). Sejumlah yang sangat besar tetap dijalan
dan tidak sampai ke trayek yang menuntun dari kelamin wanita sampai ke telur
(ovule) di dalam rongga rahim (uterus dan trompe). Dengan begitu maka hanya
bagian sangat kecil daripada cairan yang menunjukan aktifitas sangat komplek.
3. Nidasi Telur
Yang Dibuahi Dalam Rahim
Telur yang sudah di buahkan dalam “Trompe” turun bersarang didalam
rongga rahim (cavum uteri). Inilah yang dinamakan “bersarangnya telur”.
Al-quran menamakan uterus tempat telur di buahkan itu Rahim (jamaknya Arham).
“Dan
kami tetapkan dalam rahim apa yang kamu kehendaki sampai waktu yang sudah
ditentukan ” (QS Al-hajj : 5).
Menetapnya telur dalam rahim terjadi karena tumbuhnya jonjot
(villi) yakni perpanjangan telur yang akan menghisap dari dinding rahim, zat
yang perlu bagi membesarnya telur seperti akar tumbuh-tumbuhan masuk ke dalam
tanah. Pertumbuhan semacam ini mengokohkan telur dalam rahim. Pengetahuan
tentang hal ini baru diperoleh manusia pada zaman modern.
Pelekatan ini disebutkan dalam Al-quran 5 kali. Mula-mula dua ayat
pertama daripada surat Al-‘alaq.
“Yang
menciptakan manusia dari sesuatu yang melekat”
“Sesuatu yang melekat” adalah terjemahan kata bahasa Arab :
‘alaq. Ini adalah arti yang pokok. Arti lain adalah “gumpalan darah” yang
sering disebutkan dalam terjemahan Al-quran. Ini adalah suatu kekeliruan yang
harus di koreksi. Manusia tidak pernah melewati tahap “gumpalan darah”. Ada
lagi terjemahan “alaq” dengan “lekatan” (adherence) yang juga merupakan kata
yang tidak tepat. Arti pokok yakni “sesuatu yang melekat” sesuai sekali dengan
penemuan Sains Modern.
Ide tentang “sesuatu yang melekat” disebutkan dalam 4 ayat lain
yang membicarakan transformasi urut-urutan semenjak tahap “setetes sperma”
sampai sempurna, diantaranya :
“Hai
manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur) maka
(ketahuilah) bahwasanya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari
setetes mani, kemudian dari segumpal darah (sesuatu yang melekat) kemudian dari
segumpal daging yang sempurna keadaannya dan yang tidak sempurna, agar Kami
jelaskan kepada kamu” (QS Al-Hajj : 5)
“Kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah (sesuatu yang melekat)” (QS
Al-Mu’minun : 14).
Anggota tempat “mengandung” itu terjadi dinamakan “tempat menetap
yang kokoh”.
4. Perkembangan Embriyo di Dalam Peranakan.
Setelah “sesuatu yang melekat” yaitu kata-kata yang telah kita
lihat kebenarannya, Al-quran mengatakan bahwa embriyo melalui tahap : daging
(seperti daging yang dikunyah), kemudian nampaklah tulang yang di selubungi
dengan daging (daging segar).
“Kemudian
air mani itu kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu Kami jadikan sesuatu yang
melekat itu segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tuang
belulang, lalu tulang-belulang itu Kami bungkus dengan daging, kemudia Kami
jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah Pencipta yang
paling baik.” (QS Al-mu’minun :14)
Daging (seperti yang dikunyah) adalah terjemahan kata bahasa
Arab mudlghah; daging (seperti daging segar)
adalah terjemahan lahm Perbedaan perlu digaris bawahi, embriyo pada permulaannya
merupakan benda yang nampak kepada mata biasa (tanpa alat), dalam tahap
tertentu daripada perkembangannya, sebagai daging dikunyah.
Sistem tulang, berkembang pada benda tersebut dalam yang dinamakan "mesenhyme."
Tulang yang sudah terbentuk dibungkus dengan
otot-otot, inilah yang dimaksudkan dengan "lahm. "
Dalam perkembangan embriyo, ada beberapa bagian yang muncul,
yang tidak seimbang proporsinya dengan yang akan
menjadi manusia nanti, sedang bagian-bagian lain tetap seimbang.
Bukankah arti kata bahasa Arab
"mukhallaq" yang berarti "dibentuk dengan proporsi
seimbang" dan dipakai dalam ayat 5 surat 22, disebutkan untuk menunjukkan
fenomena ini? Qur-an juga menyebutkan munculnya
pancaindera dan hati (perasaan, af-idah), Surat 32 ayat 9.
¢OèO çm1§qy yxÿtRur ÏmÏù `ÏB ¾ÏmÏmr ( @yèy_ur ãNä3s9 yìôJ¡¡9$# t»|Áö/F{$#ur noyÏ«øùF{$#ur 4 WxÎ=s% $¨B crãà6ô±n@ ÇÒÈ Artinya:
"Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan ke dalam tubuhnya roh
(ciptaan)Nya, dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati."
Qur-an juga menyebutkan terbentuknya seks: Surat 53 ayat
45-46.
¼çm¯Rr&ur t,n=y{ Èû÷üy_÷r¨9$# tx.©%!$# 4Ós\RW{$#ur ÇÍÎÈ `ÏB >pxÿôÜR #sÎ) 4Óo_ôJè? ÇÍÏÈ
Artinya:
"Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang- pasangan laki-laki dan
perempuan, dan air mani apabila dipancarkan."
5. Tahap pemberian ruh
Setelah melalui tiga tahapan,pertumbuhan janin semakin sempurna dengan
ditiupkanya ruh kedalamnya.Pernyataan bahwa ruh ditiupkan kedalam janin setelah
berumur 3 bulan ,dikuatkan oleh penegasan Rasulullah saw,dalam hal ini beliau
bersabda; “Setiap kamu dikumpulkan dalam rahim ibumu selama empat puluh hari
,kemudian berubah menjadi sesuatu yang melekat juga dalam masa empat puluh
hari,kemudian berubah menjadi gumpalan daging juga dalam masa empat puluh
hari.Setelah itu Allah mengutus malaikat untuk melengkapi empat hal,yaitu
rezeki ,ajal,sengsara,dan bahagia. Barulah setelah itu ditiupkan ruh ke
dalamnya (HR.Bukhari).
Semua pernyataan-pernyataan Qur-an harus dibandingkan dengan
hasil-hasil Sains modern; persesuaian di antara kedua hal
tersebut sangat jelas. Tetapi juga sangat
perlu untuk membandingkannya dengan kepercayaan-kepercayaan
umum yang tersiar pada waktu Qur-an, agar
kita mengetahui bahwa manusia pada waktu itu tidak mempunyai
konsepsi seperti yang diuraikan oleh Qur-an mengenai
problema-problema tertentu. Mereka itu tidak dapat menafsirkan Qur-an seperti
yang kita lakukan sekarang setelah hasil Sains modern
membantu kita. Sesungguhnya hanya baru pada abad XIX,
manusia mempunyai pandangan yang jelas tentang hal-hal tersebut.
Selama abad pertengahan mitos dan
spekulasi tanpa dasar merupakan sumber daripada doktrin yang
bermacam-macam, yang tetap dianut orang setelah abad pertengahan
selesai. Banyak orang tidak tahu bahwa tahap
fundamental dalam sejarah embryologi adalah
pernyataan Harvey pada th. 1651 bahwa: "Semua yang hidup itu
berasal dari telor."
Juga banyak orang tidak tahu bahwa embriyo
itu terbentuk sedikit demi sedikit, sebagian demi
sebagian. Tetapi pada waktu ilmu pengetahuan baru telah
mendapat bantuan dari penemuan baru yaitu
mikroskop untuk menyelidiki soal-soal kita ini, masih terdapat
banyak orang yang membicarakan peran telur
spermatozoide. Seorang naturalis, yaitu Buffon termasuk golongan ovist (yaitu
golongan yang menganut teori pengkotakan). Bonnet salah
seorang penganut teori tersebut mengatakan bahwa telor
Hawa, ibu dari jenis manusia, mengandung
segala bibit jenis manusia, yang disimpan dalam pengkotakan,
yang satu didalam yang lainnya. Hipotesa
semacam ini masih diterima orang pada abad XVIII.
Lebih seribu tahun
sebelum zaman tersebut, di mana doktrin-doktrin
khayalan masih mendapat pengikut, manusia sudah diberi Qur-an
oleh Tuhan. Pernyataan-pernyataan Qur-an mengenai reproduksi manusia
menjelaskan hal-hal yang pokok dengan istilah-istilah
sederhana yang manusia memerlukan berabad-abad untuk menemukannya.
KESIMPULAN
Islam telah memberikan petunjuk cara memilih pasangan hidup untuk menciptakan
keturunan yang sehat dan sholeh sejak periode prakonsepsi bahkan sejak
pranikah,untuk memilih calon suami atau istri.Memelihara keturunan merupakan
salah satu dari tujuan syariat islam.
Untuk mendapatkan keturunan yang baik dan sah maka kelahiran anak harus melalui
proses pernikahan,untuk meninggikan hasrat tersebut Allah memberikan kenikmatan
yang luar biasa dalam hubungan suami dan istri.
PUSTAKA
Bucaille,
maurice.1978.Bibel, Qur’an dan Sains Modern.Jakarta:Bulan Bintang.
W,
Ahsin.2010.Fikih Kesehatan cetakan kedua.Jakarta:AMZAH.
0 komentar:
Posting Komentar